Menu Close

Jasa Pengurusan Izin Lingkungan, AMDAL, UKL-UPL dan SPPL

Izin Lingkungan, AMDAL, UKL-UPL dan SPPL (Environmental Permit) Jawa Timur

Izin Lingkungan

Izin Lingkungan merupakan perizinan yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang memiliki kewajiban AMDAL atau UKL/UPL. Perizinan ini dalam rangka perlindungan daalam pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

Izin Lingkungan dapat diperoleh melalui tiga tahapan kegiatan yang meliputi :

  1. Penyusunan AMDAL dan UKL/UPL
  2. Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL/UPL, dan
  3. Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan

AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dampak besar dan penting yang dimaksud adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan tersebut sehingga wajib menyusun AMDAL dan dinilai oleh Komisi Penting AMDAL.

Dokumen AMDAL merupakan instrumen pengelola lingkungan yang wajib disusun oleh penyelenggara kegiatan/usaha yang melakukan kegiatan/usaha yang termasuk dalam daftar wajib AMDAL, seperti diatur pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL.

Lingkup Dokumen AMDAL meliputi:

  • Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan.
  • ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan / atau kegiatan.
  • Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana / usaha dan / atau kegiatan.
  • Rencana Pemantauan Lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana / usaha dan / atau kegiatan.

AMDAL merupakan bagian dari perijinan yang dilaksanakan sebelum kegiatan dimulai atau bagian dari perencanaan. Bagi rencana kegiatan diluar kegiatan yang berdampak besar dan penting, wajib menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

UKL/UPL

UKL-UPL sama halnya seperti AMDAL, berfungsi sebagai panduan pengelolaan lingkungan bagi seluruh penyelenggara suatu kegiatan. Namun, skala kegiatan yang diwajibkan UKL-UPL relatif cukup kecil dan dianggap memiliki dampak terhadap lingkungan yang tidak terlalu besar dan penting. Hal ini menyebabkan kegiatan tersebut tidak tercantum dalam daftar wajib AMDAL. Namun demikian, dampak lingkungan yang dapat terjadi tetap perlu dikelola untuk menjamin terlaksananya pengelolaan lingkungan yang baik.

  • Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL-UPL.
  • Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur pula bahwa usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKLUPL, wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
  • Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL diatur dengan peraturan Menteri.

Langkah dan kriteria pengidentifikasian jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dilakukan dengan langkah berikut:

  1. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL.
  2. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL, baik yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup atau keputusan bupati/walikota sesuai kaidah penetapan wajib amdal;

Catatan: Bupati/walikota atau Gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan ilmiah dapat menetapkan suatu jenis usaha dan/atau kegiatan menjadi wajib amdal atas pertimbangan daya dukung, daya tampung dan serta tipologi ekosistem setempat menjadi lebih ketat dari daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal dalam peraturan Menteri.

  1. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di kawasan lindung;

Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berbatasan dan/atau berlokasi di kawasan lindung wajib dilengkapi amdal.

  1. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di lokasi yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan setempat.

Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi tidak sesuai tata ruang wajib ditolak.

  1. Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan telah tersedia teknologi untuk menanggulangi dampak tersebut.

Catatan: Jika tidak tersedia teknologi penanganan dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, maka kemungkinan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi amdal.

  1. Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL untuk ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.

Catatan:

  • Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) belum menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima.
  • Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) telah menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL tetapi tidak dilengkapi dengan skala/besaran, atau skala/besarannya ditentukan tetapi tidak ditentukan batas bawahnya, maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima.
  • Dalam hal terjadi perubahan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka ketentuan dalam langkah ketiga ini wajib mengikuti peraturan yang mengalami perubahan tersebut.
  1. Lakukan pengidentifikasian rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut untuk memastikan bahwa dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut memerlukan UKL-UPL atau SPPL dengan menjawab pertanyaan berikut:

“Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut akan memberikan dampak terhadap lingkungan hidup dan memerlukan UKL-UPL berdasarkan kriteria berikut:”

  • Jenis kegiatan
  • Skala/besaran/ukuran
  • Kapasitas produksi
  • Luasan lahan yang Dimanfaatkan
  • Limbah dan/atau cemaran dan/atau dampak lingkungan
  • Teknologi yang tersedia dan/atau digunakan
  • Jumlah komponen lingkungan hidup terkena dampak
  • Besaran investasi
  • Terkonsentrasi atau tidaknya Kegiatan
  • Jumlah tenaga kerja
  • Aspek sosial kegiatan

Apabila diberikan jawaban “Ya” pada salah satu kriteria tersebut, maka diindikasikan kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.

  1. Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).

Catatan:

Pemerintah daerah dapat menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL di luar jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKLUPL yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND)

Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)

SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan) adalah kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/ atau kegiatannya di luar Usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.

Proses pelaksanaan usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) dilaksanakan oleh : Instansi Pembina Teknis di Tingkat Walikotamadya atau Kabupaten Administrasi dibawah koordinasi Walikotamadya atau Bupati Administrasi.

Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) dibuat oleh Pemrakarsa Kegiatan dengan dibubuhi materai dan diketahui oleh Instansi Pembina Teknis di tingkat Walikotamadya atau Kabupaten Administrasi

Jenis usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL):

  • Bidang Perhubungan
  • Bidang Prasarana Wilayah
  • Bidang Pariwisata
  • Bidang Kesehatan
  • Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
  • Bidang Pertanian
  • Bidang Peternakan
  • Bidang Perikanan
  • Bidang Kehutanan
  • Bidang Perindustrian dan Perdagangan

Syarat Mengajukan Amdal

Kerangka Acuan Andal (KA-Andal)

  • Dokumen KA-Andal sesuai PP LH No 16 Tahun 2012
  • Surat pengantar permohonan pembahasan dokumen KA-Andal
  • Fotokopi Sertifikat Tanah
  • Fotokopi SIPPT (Surat Izin Peruntukkan Tanah), Izin Pemanfaatan Ruang (IPR)
  • Fotokopi Blok Plan/Ketetapan Rencana Kota yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
  • Fotokopi rencana letak bangunan yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
  • Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan/KTP (apabila perorangan)
  • Peta titik lokasi
  • Gambar perspektif rencana bangunan
  • Fotokopi MOU (apabila ada kerja sama)
  • Quisioner
  • Informasi dewatering (jika ada rencana basement)
  • Foto kondisi eksisting lapangan 1 minggu terakhir
  • Hasil konsultasi publik, terdiri dari:
  • Berita acara yang ditandatangani lurah
  • Daftar absen
  • Foto Pelaksanaan
  • Fotokopi bukti pengumuman di media massa
  • Foto pengumuman pada papan pengumuman di lokasi kegiatan

Andal, UKL, dan UPL

  • Dokumen KA-Andal sesuai PP LH No 16 Tahun 2012
  • Surat pengantar permohonan pembahasan dokumen KA-Andal
  • Surat pernyataan pengelolaan lingkungan ditandatangani oleh direksi (bermaterai 6.000)
  • Fotokopi surat pengesahan KA-Andal (Dokumen KA-Andal dibawa saat pembahasan)
  • Fotokopi Sertifikat Tanah
  • Fotokopi SIPPT (Surat Izin Peruntukkan Tanah), Izin Pemanfaatan Ruang (IPR)
  • Fotokopi Blok Plan/Ketetapan Rencana Kota yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
  • Fotokopi rencana letak bangunan yang sudah ditandatangani pejabat berwenang
  • Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan/KTP (apabila perorangan)
  • Peta titik lokasi
  • Gambar perspektif rencana bangunan
  • Fotokopi MOU (apabila ada kerja sama)
  • Quisioner
  • Informasi dewatering (jika ada rencana basement)
  • Foto kondisi eksisting lapangan 1 minggu terakhir (Foto diberi tanggal)
  • Hasil analisis laboratorium (Lab yang sudah punya legalitas dan akreditasi KAN)
  • Surat rekomendasi Peil Banjir (dari Dinas Pekerjaan Umum)
  • Hasil Kajian Tata Air
  • Surat rekomendasi hasil kajian lalu lintas (dari Dinas Perhubungan)

Apabila Anda membutuhkan izin lingkungan, AMDAL, UKL/UPL atau SPPL bagi kegiatan usaha Anda, dapat menghubungi nomor 081 2336 7416 atau klik pada link: Jasa Pengurusan Izin Lingkungan, AMDAL, UKL-UPL dan SPPL Jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *